Senin, 03 Februari 2014

Tugas 4

Tugas 4

1. Golongan Darah Sistem ABO Terhadap Transfusi Darah
   Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima darah disebut Resipien. Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhatikan jenis aglutinin dalam plasma darah. Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah donor. 
Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses transfuse darah dapat dilakukan.
Bagan Transfusi Darah

  • Golongan darah O adalah DONOR UNIVERSAL karena dapat di transfusikan ke seluruh golongan darah
  • Golongan darah AB adalah RESIPIEN UNIVERSAL karena dapat menerima semua jenis golongan darah


      Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan darah apa saja proses transfusi darah dapat terjadi.
        Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan kedua jenis aglutinin.
    Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknyagolongan darah O adalah donor universal karena dapat ditransfusikan kepada seluruh golongan darah. Tetapi transfusi darah yang terbaik adalah transfusi darah dari golongan darah yang sejenis. Jika transfuse dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongna darah O ditransfusikan ke golongan darah AB, masih mungkin terjadi penggumpalan walaupun sedikit.
       Alasan terbanyak melakukan transfuse adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk pengobatan anemia atau member resipien beberapa unsur lain dari darah.

2. Hubungan Peredaran Darah Terbuka dan Tertutup Terhadap Proses Fisiologis Tubuh Manusia
      Jantung merupakan organ yang berotot pejal dan mempunyai empat ruang dimana ukurannya menyesuaikan dengan individu masing-masing. Jantung terletak di dalam bagian dada, diantara dua paru-paru, dan dibawah tulang rusuk kiri.
     Fungsi utama jantung adalah untuk memompa darah yang beroksigen ke seluruh bagian tubuh. Tugas ini dilakukan dengan menguncup sebanyak 60 hingga 90 kali bagi setiap minit dengan setiap penguncupan ruang jantung akan memompa darah ke venrikel atau salur darah arteri, dalam masa 24 jam jantung anda berdenyut lebih daripada 100,000 kali, 7,000 liter darah dipompa melalui sistem saluran darah.
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menjaga stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada tiga jenis sistem peredaran darah:
  1. Tanpa sistem peredaran darah
  2. Sistem peredaran darah terbuka
  3. Sistem peredaran darah tertutup
     Sistem peredaran darah yang juga merupakan bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengkonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar) juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

3. Kelainan Pada Sirkulasi Darah
  • Leukimia
Leukemia atau sering disebut dengan kanker darah merupakan salah satu jenis kanker yang dapat menimbulkan kematian kepada korbannya. Leukemia ini diakibatkan oleh meningkatnya sel darah putih secara abnormal pada tulang belakang. Peningkatan sel darah putih bukan membawa kebaikan dalam tubuh, melainkan akan menimbulkan masalah. Fungsi sel darah putih dalam tubuh yang tadinya sebagai sistem pertahanan tubuh sekarang menjadi terbalik. Leukemia dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin.


Faktor penyebab yang dapat memicu munculnya Leukemia:
  1. Akibat penyebaran virus seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1, dll.
  2. Radiasi.
  3. Pengaruh zat-zat kimia karsinogenik.
  4. Down syndrome atau keterbelakangan mental.
  5. Faktor keturunan (genetik).
Tanda dan gejala yang dapat dirasakan jika seseorang terkena Leukemia:
  1. Terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening.
  2. Anemia (kekurangan darah).
  3. Terjadinya perdarahan.
  4. Merasakan nyeri pada tulang dan sendi.
  5. Demam dan mengeluarkan keringat pada saat malam hari

  • Hipertensi
Pengertian hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.
Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka, yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik), sedangkan angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau lebih, pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

  • Hemorrhoid
        Hemorrhoid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemorrhoid merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
Hemorrhoid, ambein, atau wasir dapat dialami oleh siapapun. Namun seringkali penderita merasa malu atau dianggap tidak penting maka kurang memperhatikan gangguan kesehatan ini. Secara anatomi ambeien bukanlah penyakit, melainkan perubahan fisiologis yang terjadi pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya.
             Fungsi bantalan ini sebagai klep/katup yang membantu otot-otot dubur menahan feses. Bila terjadi gangguan (bendungan) aliran darah, maka pembuluh darah akan melebar dan membengkak, keadaan ini disebut ambeien.

  • Thalasemia
Thalasemia adalah penyakit genetic/keturunan yang menyebabkan usia sel-sel darah menjadi lebih pendek. Gen yang rusak adalah gen yang bertugas mengkodekan hemoglobin, yaitu suatu komponen penting dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen. Sel darah merah menjadi mudah pecah atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari) dan kemampuannya dalam mengangkut oksigen menjadi menurun dreastis. Akibatnya penderitanya menderita anemia dan pada beberapa kasus dapat diikuti dengan penyakit-penyakit lain seperti Diabetes Melitus, gangguan hati dan kanker.

  • Erithroblastosis Fetalis
       Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa pada janin atau bayi baru lahir. Kondisi ini berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi memiliki jenis darah yang berbeda. Sang ibu memproduksi zat yang disebut antibodi yang menyerang sel darah merah bayi.
         Bentuk paling umum dari eritroblastosis fetalis adalah ketidakcocokan ABO, yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bentuk yang kurang umum disebut inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan anemia yang sangat parah pada bayi.
           Gejala eritroblastosis fetalis pada bayi baru lahir dapat mencakup:
  • anemia
  • edema (bengkak di bawah permukaan kulit)
  • pembesaran hati atau limpa
  • Hidrops (cairan ke seluruh jaringan tubuh, termasuk di ruang paru-paru, jantung, dan organ perut)
  • ikterus neonatal